Misteri Mumi Tertua di Afrika, Ternyata Bukan Berasal dari Mesir

MISTERI DUNIA – Misteri Mumi Tertua di Afrika, Ternyata Bukan Berasal dari Mesir. Kebanyakan orang mungkin berpikir bahwa mumi tertua Afrika berasal dari Mesir. Hal ini sangat dimaklumi karena kebanyakan berita mengenai penemuan mumi memang berasal dari Mesir.

Meski demikian, terdapat bukti yang menantang asumsi bahwa Mesir adalah rumah bagi mumi-mumi tertua di Afrika. Sebab, jauh di pegunungan gurun di barat daya Libya, para peneliti menemukan sisa-sisa mumi seorang anak yang telah lama meninggal, yang dikenal sebagai mumi Tashwinat.

Mumi Tashwinat ini berusia lebih dari seribu tahun lebih tua dari mumi-mumi Mesir. Jadi apa yang kita ketahui tentang mumi bayi purba ini?

Pada musim dingin tahun 1958, menurut cerita, arkeolog Fabrizio Mori sedang menjelajahi gua perlindungan alami yang dikenal sebagai Uan Muhuggiag, sebuah situs arkeologi yang pernah ditempati oleh para penggembala (peternak) pada waktu yang berbeda. Selama pemeriksaannya, Mori rupanya memperhatikan tanda-tanda permukiman kuno tersebut berupa seni cadas yang menggambarkan manusia, hewan, dan ternak, serta grafiti, dari periode yang berbeda.

Namun saat dia mulai menggali dasar pasir lembut gua, dia juga menemukan bungkusan aneh terkubur di dekat permukaan. Bungkusan yang terbuat dari kulit kambing atau kijang ini menutupi tubuh anak kecil yang telah dikeringkan dan dibungkus dengan lapisan dedaunan.

Anak itu telah menjalani semacam proses mumifikasi. Organ anak tersebut telah diambil setelah kematian melalui sayatan di perut dan dada, sebuah proses yang dikenal sebagai pengeluaran isi perut, dan diganti dengan tanaman herbal (mungkin untuk membantu mengawetkan tubuh).

Jenazah anak itu diposisikan dalam posisi janin. Ada kalung cangkang telur burung unta yang ditemukan di leher si anak.

Analisa jenazah menunjukkan anak tersebut berusia sekitar 3 tahun ketika meninggal. Analisis tambahan menunjukkan anak tersebut memiliki corak kulit gelap.

Berdasarkan penanggalan radiokarbon, anak mumi tersebut diperkirakan berusia antara 5.400 hingga 5.600 tahun. Ini merupakan penemuan yang luar biasa karena itu berarti Mumi Tashwinat berusia sekitar seribu tahun lebih tua dari mumi Mesir kuno tertua yang ditemukan oleh para arkeolog.

Mumi anak laki-laki dan saudara-saudaranya, yang hidup lebih dari 5.000 tahun yang lalu, dianggap sebagai penggembala ternak yang berkeliaran di sekitar Sahara dengan ternaknya.

Ketika anak itu masih hidup, Gurun Sahara masih terlihat sangat berbeda dari sekarang. Bukannya gurun gersang, orang-orang yang mengunjungi gua Uan Muhuggiag di Sahara justru mendiami lanskap yang jauh lebih hijau.

Periode tersebut kadang-kadang disebut sebagai “periode lembap Afrika”. Itu adalah periode ketika Sahara ditutupi rumput, pepohonan, dan danau, yang akan membantu menghidupi para peternak sapi yang tinggal di sekitar lokasi tersebut.

Misteri Hominin, Disembelih dan Dimakan Pada Zaman Pleistosen

MISTERI DUNIA – Misteri Hominin, Disembelih dan Dimakan Pada Zaman Pleistosen. Tim ilmuwan yang dipimpin paleoantropolog dari Smithsonian Institution mengungkapkan misteri hominin, kerabat manusia.

Mereka menemukan perilaku kanibalisme sesama hominin pada zaman Pleitosen, sekitar 1,45 juta tahun yang lalu.

Berdasarkan penemuan fosil hominin di Kenya, tampaknya seekor hominin cukup lapar untuk memakan kaki hominin lainnya.

Hasil penelitian tersebut telah dijelaskan di jurnal scientific reports belum lama ini.

Jurnal itu dipublikasikan dengan judul “Early Pleistocene cut marked hominin fossil from Koobi Fora, Kenya” dan merupakan jurnal daring akses terbuka.

Tibia atau tulang kering itu ditandai dengan luka. Tulang itu milik kerabat manusia misterius yang dulu tinggal di tempat yang sekarang merupakan wilayah Kenya.

Penemuan fosil itu mungkin merupakan contoh tertua misteri hominin yang pernah kita lihat, ada perilaku penjagalan sesama hominin pada zaman Pleitosen.

Briana Pobiner dari National Museum of Natural History Smithsonian Institution adalah paleoantropolog yang memimpin tim peneliti.Okewla

Mereka melakukan analisis 3-D yang mendetail terhadap potongan tersebut, dan melakukan eksperimen pada tulang kering tersebut.

Mereka mempelajari apa yang mungkin membuat tanda di tulang kering itu. Temuan mereka menunjukkan bahwa tanda-tanda itu dibuat dengan alat-alat batu, seperti pengupasan daging untuk persiapan makan.

“Informasi yang kami miliki memberi tahu kami bahwa hominin kemungkinan besar memakan hominin lain setidaknya 1,45 juta tahun yang lalu,” kata Pobiner.

Ada banyak contoh spesies lain dari pohon evolusi manusia yang saling memakan satu sama lain untuk nutrisi. Akan tetapi, penemuan fosil ini menunjukkan bahwa kerabat spesies kita memakan satu sama lain untuk bertahan hidup.

Misteri Hilangnya Nefertiti, Ratu Mesir Kuno Terkuat Pada Zamannya

MISTERI DUNIA – Misteri Hilangnya Nefertiti, Ratu Mesir Kuno Terkuat Pada Zamannya. Nefertiti adalah seorang ratu Mesir kuno dan istri Firaun Akhenaten, yang memerintah Mesir pada dinasti ke-18 pada abad ke-14 SM. Namanya berarti ‘yang cantik telah datang’, sering disebut-sebut sebagai bukti kecantikan legendarisnya dalam sejarah Mesir kuno.

Nefertiti terkenal karena pengaruh politik dan keterlibatannya dalam revolusi agama pada masanya menjadikannya salah satu tokoh paling makhenatenenarik dan penuh teka-teki dalam sejarah Mesir kuno.

Dari patung ikonik yang menyerupai dirinya hingga misteri seputar tahun-tahun terakhirnya, kisah Nefertiti telah menarik perhatian para sejarawan, seniman, dan cendekiawan. Tapi siapa Nefertiti yang sebenarnya, dan kenapa dia tiba-tiba menghilang tanpa jejak?

Ia secara luas dianggap sebagai salah satu ratu paling berkuasa dan berpengaruh dalam sejarah Mesir, dan pemerintahannya menandai periode perubahan budaya dan agama yang signifikan di Mesir kuno.

Dalam catatan sejarah Mesir kuno, ia menikah dengan Akhenaten, yang saat itu dikenal sebagai Amenhotep IV. Pasangan ini memerintah bersama dari sekitar tahun 1353 SM hingga 1336 SM. Selama masa pemerintahan mereka menerapkan gaya religius dan artistik baru yang radikal yang menekankan pemujaan terhadap piringan matahari, Aten, sebagai dewa tertinggi.

Salah satu teori menyatakan bahwa Nefertiti lahir di Mesir dan berasal dari keluarga bangsawan. Ada kemungkinan bahwa ayahnya adalah seorang pejabat tinggi di istana Amenhotep III, dan ia dibesarkan dalam keluarga kerajaan.

Teori ini didukung oleh fakta bahwa Nefertiti menikah dengan firaun Akhenaten, hal yang tidak mungkin terjadi jika dia bukan keturunan bangsawan.

Selain itu, Nefertiti digambarkan dalam sejumlah relief dan patung Mesir sebagai seorang ratu dengan hiasan kepala yang anggun, yang merupakan simbol kebangsawanan.

Teori lain menyatakan bahwa Nefertiti adalah seorang putri asing yang menikah dengan keluarga kerajaan. Beberapa ahli berpendapat bahwa dia mungkin berasal dari Mitanni, sebuah kerajaan yang terletak di Suriah modern, atau dari kerajaan Het di Anatolia.

Ada kemungkinan juga bahwa pernikahannya dengan Akhenaten merupakan aliansi politik antara Mesir dan kekuatan asing, yang merupakan hal biasa di zaman kuno.

Teori ketiga menyatakan bahwa Nefertiti bukanlah keturunan bangsawan, melainkan berasal dari keluarga biasa. Teori ini didasarkan pada fakta bahwa tidak ada bukti bahwa keluarganya menonjol sebelum menikah dengan Akhenaten dalam catatan sejarah Mesir kuno.

Namun, penting untuk dicatat bahwa peran perempuan di Mesir kuno sering kali diremehkan dalam catatan resmi, yang mungkin berkontribusi pada kurangnya informasi tentang keluarganya.

Detail Baru atas Misteri Manusia Vittrup Terungkap Setelah 5.000 Tahun

BERITA TERBARU HARI INI – Detail Baru atas Misteri Manusia Vittrup Terungkap Setelah 5.000 Tahun. Sulit untuk mengetahui detail seputar kehidupan masyarakat prasejarah, terutama ketika jenazah mereka ditemukan di tempat yang tidak biasa. Dan terutama ketika mereka meninggal secara misterius.

Salah satu contohnya adalah apa yang disebut “Manusia Vittrup”. Manusia Vittrup adalah sebagian kerangka yang ditemukan dari rawa gambut di Denmark utara pada awal abad ke-20.

Selama bertahun-tahun, identitas dan latar belakang pria misterius dan malang ini masih menjadi misteri, meskipun jelas dia telah menemui akhir yang kejam sebelum menghilang ke dalam rawa. Namun kini, dengan bantuan analisis genetik tingkat lanjut, para peneliti telah mengungkap rincian baru tentang masa lalu pria ini.

Sejauh yang diketahui sampai saat ini, sekitar 5.200 tahun yang lalu seorang pria tak dikenal menghadapi situasi yang mengakibatkan dia dibunuh dan tubuhnya ditinggalkan di rawa di tempat yang sekarang disebut Vittrup, Denmark.

Jenazah pria tersebut pertama kali ditemukan pada tahun 1915 dan terdiri dari tulang pergelangan kaki kanan, tulang kering kiri bawah, tulang rahang, dan sebagian tengkoraknya.

Menariknya, tubuh pria itu ditemukan di samping pentungan kayu. Plot ceritanya pun semakin tebal.

Analisis sebelumnya menyimpulkan bahwa Manusia Vittrup mungkin meninggal setelah dipukul di bagian kepala sekitar 8 kali atau lebih.

Hipotesis kondisi tersebut menjadikan kematiannya sebagai misteri pembunuhan yang terjadi sekitar tahun 3100 SM hingga 3300 SM.

Jadi siapakah Manusia Vittrup itu dan apa yang membawanya ke akhir yang mengerikan ini? Lusinan sisa-sisa manusia Neolitik lainnya yang serupa dengan miliknya telah ditemukan di rawa-rawa di seluruh Eropa.

“Mayat rawa”, demikian sebutannya, seringkali terpelihara dengan baik karena kondisi yang menutupnya selama berabad-abad. Para arkeolog mengira orang-orang ini mungkin dibunuh sebagai bagian dari ritual pengorbanan.

Dalam banyak kasus, tulang-tulang mereka menunjukkan malformasi yang mungkin menandai individu tersebut sebagai orang yang signifikan. Namun, kasus Manusia Vittrup tampak sedikit berbeda dari contoh lainnya karena sifat kematiannya yang sangat kejam.

Jalan Panjang Singkap Misteri Kematian Mumi Rawa dalam Sejarah Dunia

BERITA TERBARU HARI INI – Jalan Panjang Singkap Misteri Kematian Mumi Rawa dalam Sejarah Dunia. Bagi masyarakat Eropa utara di masa lalu, rawa-rawa adalah tempat yang misterius. Ditemukan di hampir seluruh wilayah Eropa utara, rawa dipandang sebagai ruang antara dua dunia.

Rawa terbentuk ketika lahan kering dan badan air saling bertemu. Pertemuan itu menciptakan medan lunak, tidak cair tapi juga tidak padat. Dalam sejarah dunia, bentuk rawa-rawa kerap diasosiasikan dengan hal-hal gaib.

Di masa lalu, masyarakat Eropa menganggap rawa sebagai portal ke dunia lain, tempat dewa dan roh penasaran berdiam. Seiring dengan berjalannya waktu, rawa gambut dipandang sebagai sumber daya alam yang berharga.

Namun “kualitas mistisnya” tidak hilang berkat ribuan tubuh manusia yang muncul dari kedalamannya. Salah satu yang terkenal hingga kini adalah Manusia Tollund.

“Penemuan mayat rawa di Eropa membuat banyak orang terpesona,” ungkap Elizabeth Djinis di laman National Geographic. Penemuan itu pertama kali didokumentasikan pada tahun 1640 di Holstein, Jerman. Sejak itu, sekitar 2.000 jenazah lainnya muncul di lahan basah di Irlandia, Inggris, Jerman, Belanda, Polandia, Skandinavia, dan negara-negara Baltik.

Sebuah studi inovatif yang diterbitkan di jurnal Antiquity memperkirakan jika jumlah sebenarnya bisa jauh lebih tinggi.

Mayat rawa memberikan hubungan nyata dengan masa lalu leluhur yang jauh. Juga berfungsi sebagai pengingat suram akan kehidupan sehari-hari yang keras dari kebanyakan orang.

Melihat sisa-sisa manusia—Manusia Tollund atau Manusia Bocksten—kita tidak bisa tidak membayangkan kehidupan dan penyebab kematian mereka. Apakah mereka yang paling dibenci di antara bangsanya? Apakah mereka dikorbankan untuk menyenangkan para dewa?

Apapun alasannya, mereka menjadi sumber informasi tentang tradisi dan budaya yang berusia 7.000 tahun.

Kekuatan gambut sepanjang sejarah dunia

Sebagian besar tubuh yang ditemukan di rawa terlihat sangat hidup meski mereka sudah meninggal ribuan tahun lalu. Hal ini terjadi berkat kandungan kimia alami yang mencegah pembusukan beberapa jaringan manusia.

Rawa menumpuk lapisan berlumpur yang disebut gambut, yang terbuat dari tanaman dan lumut yang membusuk. Gambut telah digunakan selama berabad-abad sebagai bahan bakar dan pupuk. Kini lahan gambut bahkan dianggap sebagai penyerap karbon yang sangat efisien. Lahan gambut juga menjadi bagian penting dalam upaya melawan perubahan iklim.

Sejarah Dunia Kuno: Singkap Misteri Kehidupan Sang Buddha di Lumbini

BERITA TERBARU HARI INI – Sejarah Dunia Kuno: Singkap Misteri Kehidupan Sang Buddha di Lumbini. Berabad-abad yang lalu, seorang pria dari Kapilavastu (sekarang Nepal), meninggalkan keluarga dan kekayaannya untuk mencari ilmu sejati. Dia meninggalkan istananya sebagai Siddhartha Gautama dan menjadi Buddha—Yang Tercerahkan. Dalam sejarah dunia, ajarannya menjadi landasan keyakinan yang saat ini memiliki 500 juta pengikut.

Pakar agama Karen Armstrong menulis biografi tentang Sang Buddha pada tahun 2001. Menurutnya, sebagian umat Buddha mungkin menyatakan bahwa menulis biografi tersebut adalah hal yang sangat tidak sesuai dengan ajaran Buddha. Semasa hidupnya, Sang Buddha terkenal dengan ajarannya, namun Beliau tidak ingin pengikutnya mengabdi secara eksklusif kepadanya.

“Para sejarawan pun menemukan beberapa tantangan,” tulis Veronica Walker di laman National Geographic. Teks-teks keagamaan tentang ajaran Buddha berlimpah. Namun fakta-fakta konkrit tentang kehidupan pribadinya—termasuk masa hidupnya—hanya sedikit.

Para sarjana beralih ke arkeologi untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang kehidupan Buddha. Mereka pun menjelajahi situs-situs suci yang berkaitan dengan Buddha. Dalam dua dekade terakhir, penggalian di situs Warisan Dunia UNESCO di Lumbini, Nepal, telah menemukan beberapa penemuan menakjubkan. Termasuk kuil Buddha paling awal di dunia. Lumbini adalah tempat lahirnya Siddhartha Gautama menurut tradisi.

Temuan-temuan ini memberikan lebih banyak pencerahan mengenai perkembangan awal agama Buddha dan peran Ashoka Agung dalam penyebaran ajaran Buddha. Temuan tersebut juga memberikan informasi penting dalam upaya menentukan kapan Siddhartha lahir, kapan dia hidup, dan kapan dia meninggal.

Menjadi Buddha

Umat ​​Buddha saat ini mengamalkan keyakinan mereka di seluruh dunia. “Konsentrasi besar umat Buddha terdapat di Asia Timur, khususnya Tiongkok, Thailand, dan Jepang,” tambah Walker.

Ketika menyebar, agama ini terpecah menjadi aliran-aliran yang berbeda dengan penafsiran agama yang berbeda-beda. Termasuk teks-teks utama yang berbeda-beda yang memerinci keyakinan inti masing-masing aliran.

Teks suci tersebut menggambarkan kehidupan awal Siddhartha sebagai bagian dari Klan Shakya yang kaya dan berkuasa. Klan tersebut menguasai suatu wilayah di timur laut anak benua India. Orang tuanya adalah Suddhodana dan Maya. Dalam upaya untuk melindungi Siddhartha dari kejahatan dunia, ayahnya mengisolasi dia di Kapilavastu. Tujuannya adalah untuk mengisolasi sang putra dari rasa sakit dan penderitaan.

Baru pada usia 29 tahun Siddhartha, yang telah menjadi seorang suami dan ayah, menjadi kecewa dengan kehidupan di istana. Ia berkelana ke dunia di mana untuk pertama kalinya dia menghadapi kenyataan hidup yang keras. Ia menemukan penyakit, usia tua, dan kematian.

Meninggalkan keluarga, ia melepaskan kenyamanan untuk pergi ke dunia mencari kebijaksanaan dan mengakhiri penderitaan manusia.

Di Bodh Gaya, timur laut India, Siddhartha menemukan jawabannya saat dia duduk di bawah pohon ara suci (Ficus religiosa). Pohon tersebut juga dikenal sebagai bhodi. Di sana, ia mencapai pencerahan, atau nirwana. Dalam keadaan baru ini, ia dikenal sebagai Buddha, yang berarti “yang telah mencapai pencerahan”.

Rabithah Alawiyah Lega Praktik Pembuatan Sertifikat Habib Palsu Terungkap

BERITA TERBARU HARI INI – Rabithah Alawiyah Lega Praktik Pembuatan Sertifikat Habib Palsu Terungkap. Pada abad ke-19, seorang arkeolog bernama Heinrich Schlieman mengumumkan telah menemukan Kota Troya dalam mitologi Yunani.

Kota Troya ditemukan di Hisarlik dan masih dianggap sebagai salah satu contoh paling mencolok dari perpaduan mitologi dan arkeologi.

Terlepas dari pembuktiannya, bagaimana sebenarnya Schliemann bisa menemukan Kota Troya?

Apakah itu benar Kota Troya dan bukan kota kuno acak di Turki?

Bagaimana kita bisa tahu bahwa itu benar-benar Kota Troya?

Untuk memahami hal itu, kita harus memahami bagaimana Iliad karya Homer menuliskan di mana Kota Troya berada.

Iliad adalah karya terkenal Homer yang merupakan penyair Yunani kuno yang menjadi sumber cerita dalam mitologi Yunani.

Dalam puisi abad ketujuh SM ini, Homer merujuk pada banyak sekutu Troy.

Ia menjelaskan bahwa pada masa Perang Troya, Troy didukung oleh berbagai negara lain, seperti Frigia, Lydia, Mysia, Paphlagonia, dan masih banyak lainnya.

Hampir semua negara yang disebutkannya dapat diidentikkan dengan negara-negara dari Anatolia.

Secara khusus, mereka hampir seluruhnya berasal dari Anatolia bagian barat.

Satu-satunya sekutu penting Troy di Iliad yang bukan berasal dari Anatolia adalah bangsa Thracia.

Misteri Artefak Setengah Lingkaran Berusia 150 Tahun Terpecahkan

BERITA TERBARU HARI INI – Misteri Artefak Setengah Lingkaran Berusia 150 Tahun Terpecahkan. Selama lebih dari 150 tahun, misteri artefak setengah lingkaran aneh dari Zaman Batu Prancis telah membingungkan para ilmuwan. Bentuk tersebut terdapat pada ukiran tanduk yang mirip tombak yang mungkin digunakan sebagai proyektil pada masa itu.

Sekarang eksperimen modern yang menyelidiki artefak ini mungkin telah mengungkapkan misteri artefak setengah lingkaran tersebut. Mereka kemungkinan besar dibuat untuk menjadi pegangan jari orang-orang zaman Paleolitik untuk menjadikannya seperti tombak, menurut temuan mereka.

Hasil penelitian baru tersebut telah dijelakan di jurnal Paleolithic Archaeology belum lama ini. Makalah tersebut diterbitkan dengan judul “Exploring the Possible Function of Paleolithic Open Rings as Spearthrower Finger Loops.”

Penemuan itu dilakukan dengan menggunakan perangkat serupa berbentuk bulan sabit untuk melemparkan proyektil seperti anak panah ke sasaran panahan.

Keberhasilan uji coba ini menunjukkan bahwa benda-benda tersebut pernah dipasang pada pelempar tombak kayu yang sekarang sudah lapuk. Senjata tersebut terbuat dari tanduk rusa dan disebut “open rings”.

Senjata yang juga dikenal sebagai atlatl itu, digunakan untuk melempar anak panah besar dengan kecepatan tinggi.

Meskipun penemuan tersebut belum diverifikasi dengan menemukan atlatl Paleolitik dengan sepasang cincin terbuka, “sebagian besar kami telah meyakinkan diri kami sendiri,” kata rekan penulis studi Justin Garnett.

Garnett adalah seorang mahasiswa doktoral di bidang arkeologi di University of Kansas yang melakukan penelitian dengan rekan penulis Frederic Sellet, yang juga seorang arkeolog di universitas.

“Cincin itu berasal dari jenis situs di mana perawatan gigi akan dilakukan, dan mereka terlihat seperti lingkaran jari dan berfungsi dengan baik sebagai lingkaran jari,” kata Garnett kepada Live Science melalui email.

Lingkaran jari pada artefak tersebut artinya, lubang tersebut digunakan sebagai tempat memasukan jari. Dengan kemungkinan tersebut, menurut mereka, misteri artefak setengah lingkaran pada artefak telah terpecahkan.

“Karena itu, kita harus selalu berhati-hati saat menetapkan fungsi pada artefak prasejarah — selalu ada kemungkinan kita salah.”

Mengungkap Kisah-Kisah Mistis dalam Sejarah Kekaisaran Ottoman

MISTERI DUNIA – Mengungkap Kisah-Kisah Mistis dalam Sejarah Kekaisaran Ottoman. Di balik sejarah Kekaisaran Ottoman yang panjang dan kaya, terdapat kisah-kisah mistis yang jarang diketahui oleh khalayak umum.

Di dunia akademis, ilmu gaib Ottoman telah diteliti secara sporadis sejak tahun 1990-an. Namun, perhatian yang lebih besar terhadap ilmu gaib dan supranatural Ottoman baru diberikan pada tahun 2010-an.

Lantas, seperti apa kisah-kisah mistis yang beredar di Kekaisaran Ottoman? Dan apakah sebagian besar masyarakat kala itu mempercayainya?

Literatur Aja’ib Kekaisaran Ottoman

Menurut Rama Narendra, dilansir dari lamanHistoryHub, salah satu sumber supranatural Ottoman yang paling utama adalah “aja’ib

Literatur aja’ib adalah sebuah genre sastra Islam yang berakar pada abad ke-9, meskipun baru berkembang pesat pada abad ke-13 dan ke-14 dengan kemunculan penulis sohor al-Qazwini (1203-1283) dan al-Dimashqi (wafat 1327),” kata Narendra.

Literatur ini terdiri dari cerita-cerita kecil atau anekdot tentang keajaiban dunia, seperti kisah-kisah jin, raksasa, putri duyung, bukit yang bisa bergerak, dan cermin ajaib. Literatur ini juga membahas keajaiban ‘alamiah’ seperti kembar siam dan hermafrodit.

Dibandingkan dengan era sebelumnya, penulis Ottoman hanya menghasilkan karya sastra aja’ib yang relatif sedikit.

Beberapa literatur aja’ib Kekaisaran Ottoman kebanyakan berasal dari abad ke-15 hingga ke-16. Penulis seperti Yazıcıoglu Ahmed Bican, Asik Mehmed, atau Cinani, menciptakan karya-karyanya dengan berbagai kisah orisinil dari Balkan dan bagian lain Kekaisaran.

Sastra Aja’ib mulai ditinggalkan pada abad ke-18, dengan sebagian besar karya sastra yang diterbitkan adalah reproduksi dari karya-karya yang lebih tua. Tidak diketahui pasti mengapa hal ini terjadi.

Namun, Narendra menduga, “salah satu alasannya adalah pendekatan ‘rasionalis’ yang semakin meningkat dari kaum intelektual Ottoman yang dipengaruhi oleh pemikiran Pencerahan membuat sedikit ruang untuk keajaiban yang luar biasa, meskipun mereka tidak sepenuhnya menyangkal keberadaannya.”

Kendati demikian, tidak berarti literatur aja’ib hilang dari kekaisaran Ottoman. Karya-karya tersebut masih beredar luas dan secara teratur dipesan oleh para pangeran dan pejabat tinggi. Hanya saja jumlah karya aja’ib yang diterbitkan merosot.

Abraham Samad: Bagi Kami di KPK, Teror Itu seperti Sarapan Pagi

MISTERI DUNIA – Abraham Samad: Bagi Kami di KPK, Teror Itu seperti Sarapan Pagi. Entah keyakinan apa yang ada di pikiran Abraham Samad bahwa dirinya memang ditakdirkan memimpin lembaga sekelas Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK. Bayangkan saja, dua kali gagal dalam seleksi calon pimpinan KPK tak membuatnya mundur dan mengubur mimpi bergabung di lembaga itu.

Lahir pada 27 November 1966 di Makassar, Sulawesi Selatan, Abraham Samad sudah ditinggal ayahnya, Andi Samad saat menginjak usia sembilan tahun. Sebagai anak yatim, ia dididik ibunya untuk hidup mandiri, tidak minder, dan kuat.

Saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) Nasional, Makassar pada tahun 1980, Abraham semakin tumbuh menjadi sosok pemberani, kritis, dan peduli sesama teman sekolahnya.

Wataknya yang tidak mengenal kompromi terhadap segala yang dianggap menyimpang kian terbentuk ketika memasuki Sekolah Menengah Atas (SMA) Katolik Cendrawasih, Makassar, tahun 1983. Bahkan, karena ingin membela kawan kerap membuat Abraham terlibat perkelahian dengan siswa lain.

Lulus SMA pada usia 17 tahun, ia langsung melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Makassar. Ia menggondol gelar sarjana hukum pada usia 26 tahun. Keseriusannya mendalami ilmu hukum dia perlihatkan dengan meneruskan pendidikan magister dan doktor hukum dari kampus yang sama.

Sejak kuliah di fakultas hukum, batin Abraham penuh konflik akan masa depannya. Ibunya berharap setelah lulus sarjana hukum dia menjadi pegawai negeri atau birokrat. Tapi jiwa Abraham yang kuat akan pendirian memutuskan menjadi advokat. Menurut dia, banyak persoalan hukum yang belum berjalan semestinya dan banyak terjadi ketidakadilan terhadap kaum lemah.

Pada usia 30 tahun, dia memulai karier menjadi advokat. Ia mencoba menerapkan ilmu di bangku kuliah untuk menangani berbagai kasus. Dia tumbuh menjadi advokat yang vokal setelah juga memutuskan menjadi aktivis antikorupsi.

Abraham kemudian menggagas mendirikan Anti Corruption Committee (ACC) di Sulawesi Selatan di mana dia menjadi koordinator. LSM ini bergerak dalam kegiatan pemberantasan korupsi, seperti melakukan kegiatan pembongkaran kasus-kasus korupsi di Sulawesi Selatan serta mendorong terciptanya sistem pemerintahan yang baik serta sistem pelayanan publik yang maksimal.

Salah satu kasus korupsi yang pernah dia bongkar yakni kasus yang melibatkan Wali Kota Makassar. Akibat langkahnya itu, rumah dan tempat usaha milik istrinya dirusak sekelompok orang. Sejak itu pula dia dikenal sebagai tokoh antikorupsi dari luar Jawa.

Tak sampai di situ, Abraham kemudian berusaha menapak lebih jauh dengan mendaftar sebagai calon pimpinan KPK. Usaha pertama dilakukan pada tahun 2007 di mana saat itu dia tidak lolos dalam seleksi dan Antasari Azhar kemudian terpilih sebagai Ketua KPK.

Usaha kedua dilakukan tahun 2010 ketika mendaftar sebagai calon pimpinan pengganti Antasari. Lagi-lagi dia tersingkir. Dalam dua kali upaya itu, namanya tidak lolos sebagai calon yang akan diuji oleh Komisi III DPR.

Tak hanya gagal memimpin KPK, Abraham juga pernah merasakan kepahitan saat mendaftar sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Komisi Yudisial di mana dia lagi-lagi gagal.

Tak mau menyerah, pada 2011 dia kembali mendaftarkan diri sebagai capim KPK. Hasilnya, meskipun hanya menduduki peringkat kelima hasil uji Panitia Seleksi (Pansel), dia bukan hanya lolos, tapi langsung didapuk sebagai Ketua KPK menggantikan Busyro Muqoddas.

Pada umur 45 tahun, Abraham terpilih menjadi Ketua KPK dengan perolehan suara terbanyak. Ketua KPK termuda ini meraih 43 suara dari total 56 suara dalam proses pemungutan suara di Komisi Hukum DPR RI pada 3 Desember 2011. Bersama jajaran pimpinan KPK lainnya, Abraham dilantik di Istana Negara oleh Presiden SBY pada 16 Desember 2011.

Sepanjang menjabat sebagai Ketua KPK, suami dari Indriana serta ayah dari Nasya Thahira dan Syed Yasin Rantisi ini telah membongkar sejumlah kasus kakap, seperti kasus korupsi Wisma Atlet, kasus Hambalang, gratifikasi impor daging sapi, gratifikasi SKK Migas dan kasus pengaturan Pilkada Kabupaten Lebak.

Kariernya di KPK terhenti setelah pada 17 Februari 2015, Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) menetapkan Abraham sebagai tersangka kasus pemalsuan dokumen dan Presiden Joko Widodo memberhentikan sementara Abraham dari posisi Ketua KPK. Abraham pun kemudian memutuskan untuk mengundurkan diri.

Muncul dugaan bahwa penetapan Abraham sebagai tersangka adalah buah dari langkah KPK yang menetapkan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai tersangka kasus korupsi, di mana yang bersangkutan merupakan calon Kapolri yang diajukan Presiden Jokowi ke DPR.

Belakangan, Jaksa Agung HM Prasetyo memutuskan untuk mengesampingkan (deponering) perkara yang melibatkan Abraham. Jaksa Agung beralasan, jika proses hukum kasus ini diteruskan akan sangat berpengaruh terhadap semangat pemberantasan korupsi di Indonesia.

Lantas, apakah setelah tak lagi di KPK langkah Abraham melawan korupsi di Tanah Air ikut terhenti?

Suka Berantem Demi Membela Teman

Sejak kapan jiwa antikorupsi Abang mulai tumbuh dan apa yang menjadi momentumnya?

Begini, saya ini dari kuliah juga jadi aktivis ya, pernah jadi ketua senat dan lain sebagainya. Pada saat saya jadi aktivis di zaman kemahasiswaan itu kan masih rezim Orde Baru, masih rezim yang sangat represif, yang kebebasan semua dibungkam. Jadi kita terbiasa menghadapi tekanan, tantangan.

Karena terbiasa menghadapi tantangan, tekanan, sehingga perasaan kita, jiwa kita, itu adalah jiwa-jiwa untuk selalu melawan tekanan, kezaliman, melawan kezaliman. Melawan keotoritarian pada saat itu. Jadi itu terbentuk di masa kuliah sebenarnya karena ada situasi.

Semua orang tahu pada saat itu betapa represifnya rezim Orde Baru. Jadi dunia kampus, dunia kemahasiswaan, dunia aktivis itu betul-betul mendapatkan ruang yang luar biasa menghadapi rezim itu.

Jadi momentumnya ketika kuliah ya?

Iya, ketika itu beda dengan sekarang. Kalau sekarang mungkin orang sudah mengalami situasi yang berubah ya, semua serba enak. Kita ceritalah setelah reformasi itu kan sudah nggak ada penindasan, tidak ada pengekangan, pembungkaman. Walaupun sekarang terjadi lagi, orang sekarang dibungkam lagi, dilarang bicara. Kadang-kadang orang dikriminalisasi.

Tapi pernah kita merasakan kebebasan, ketika 1998, 1999 ya, waktu baru selesai reformasi. Jadi itu bedanya sebenarnya, situasi kondisi itulah yang menyebabkan mungkin generasi saya, generasi Baby Boomers mungkin ya. Itu memang kalau dilihat bukan cuma saya yang tipikalnya begitu-begitu, karena pernah mengalami kondisi yang berat dan selalu harus melawan.

Lantas, apakah benar Abang siap pasang badan secara fisik demi membela teman waktu sekolah dulu?

Jadi begini, dulu saya kan di Makassar, bandel-bandel juga nih kita, tapi bandel-bandel dalam artian positif. Bandel-bandelnya suka berantem kan. Jadi selain memang saya suka berantem gitu, suka bela teman, sebenarnya kalau saya hitung-hitung ya, berantem itu bukan karena persoalan saya.

Karena orang lain?

Iya persoalan orang lain. Maka saya pikir sekarang, goblok juga dulu saya ini ya, berantem kok bukan persoalan saya, tapi sudahlah. Itu solidaritas ya, rasa membela teman-teman. Itu yang pertama.

Kemudian yang kedua, dulu ada tradisi di Makassar. Tapi sekali lagi ini jangan dicontoh ya, tidak selamanya tradisi itu betul. Tapi dulu ada semacam tradisi di Makassar, anak laki-laki itu nggak boleh pulang ke rumahnya terus nangis, lapor sama orangtuanya bahwa aku digebukin. Pasti orangtuanya bilang, kamu kembali lagi gebukin dia.

Jadi nggak boleh dulu laki-laki di Makassar tuh, nggak boleh manja gitu. Jadi mungkin itu ya, ada kultur begitu. Sebenarnya itu yang melatarbelakangi.

Kemudian yang ketiga, waktu SMA saya ini olahraganya tinju. Kalau Anda lihat di jidat saya sudah pernah dijahit nih, pecah ya. Hidung saya, apa semua, jadi terbiasalah dengan begitu. Saya itu berhenti olahraga tinju ketika saya masuk kuliah di Unhas.

Zaman saya itu, kita itu ada penilaian di tiga semester. Kalau di tiga semester itu kita tidak capai IPK-nya 3,6 atau berapa ya lupa. Kalau kita nggak sampai itu bisa drop out. Sehingga pada saat itu saya tinggalkanlah olahraga tinju karena saya harus konsentrasi supaya bisa lolos dari tiga semester itu.

Yang jelas sekarang jadi pemberani gara-gara berantem itu?

Ya mungkin begitu. Lebih kepada, saya nnggak sebut sebagai pemberani, lebih sportivitas, membela kebenaran. Jadi kita berantem dulu itu karena di kepala kita sedang membela kebenaran. Sebenarnya itu intinya.

Di kepala saya dulu, ketika saya berantem membela teman saya yang dianiaya, saya selalu mempersepsikan saya sedang membela kebenaran. Jadi itu intinya sebenarnya. Itu persepsi di kepala saya pada saat itu.

Ketika saya membantu teman saya, selalu saya melihat posisi teman saya ini dalam posisi yang tidak berdaya, gitu ya. Jadi saya harus membantunya. Sampai sekarang pun mungkin ada sebagian kecil, namanya dunia anak-anak di SD itu biasa kayak hukum rimba, siapa yang paling kuat itu yang menguasai.

Kalau sekarang istilahnya di-bully. Di zaman SMA itu banyak teman-teman yang lemah, itu sering di-bully. Nah itu saya ambil alih posisi itu. Maksudnya saya lawan itu orang yang bully. Sebenarnya gitu. Tapi sekali lagi, nggak boleh dicontoh ya.

Dua Kali Gagal Sebelum Memimpin KPK

Lulus sebagai sarjana hukum, Abang memutuskan jadi advokat, kenapa tidak jadi hakim atau jaksa?

Jadi begini, saya itu kan tertarik melihat advokat, kenapa? Penegak hukum itu bisa advokat ya, pengacara, bisa hakim, bisa jaksa, bisa polisi. Tapi saya lihat ketiganya ini, hakim, jaksa, polisi ini kan bagian dari pemerintah, itu yang saya tangkap dulu ya.

Jadi kalau kita jadi hakim, jadi jaksa, jadi polisi, itu kan kita masuk ke dalam sistem ya. Kita tidak bisa independen. Maka saya memilih pada saat itu untuk jadi advokat. Sebenarnya itu intinya, sederhana kan?

Jadi saya pikir mungkin dengan jadi advokat saya bisa lebih banyak berbuat untuk orang banyak, membela orang banyak. Itu di benak saya sih sebenarnya pada saat itu. Dan saya melihat banyak ketidakadilan pada waktu saya zaman kuliah kan? Keliling-keliling biasa ke daerah-daerah kan, zaman saya mahasiswa kemana-mana.

Kan pada saat itu rezim sangat represif, banyak melakukan penindasan. Rakyat yang ditindas oleh penguasa, oleh aparat. Saya kan melihat dengan mata kepala sendiri. Sehingga mulailah pada saat itu saya berpikir bagaimana saya membantu orang ini? Sebenarnya sederhana saja.

Abang dua kali gagal dalam seleksi pimpinan KPK, namun tidak membuat Abang mundur, apa yang membuat Abang yakin bakal bisa lolos jadi pimpinan KPK?

Saya itu kan selain advokat juga aktivis antikorupsi di Sulsel ya, di Makassar. Saya juga termasuk salah seorang ketika Undang-Undang KPK pertama mau dibuat ya, yang diundang dari Makassar untuk memberikan masukan-masukan, rumusan-rumusan pertamanya, draft-draft akademiknya.

Maka pada saat itu saya melihat mungkin saya membayangkan ya, waktu undang-undang itu disahkan, inilah tempat yang paling tepat buat saya. Karena saya lihat ini ada sebuah lembaga yang dibentuk sifatnya independen, tidak berada atau tidak di bawah eksekutif, legislatif, maupun yudikatif. Dia independen, dan dia adalah lembaga penegakan hukum.

Saya pikir luar biasa nih, bayangan saya ini luar biasa. Dia bukan jaksa, dia bukan polisi, tapi dia penegak hukum. Maka saya bilang inilah tempat bagi saya yang tepat. Itu di pikiran saya. Makanya saya kejar terus tuh.

Pertama, saya nggak lolos, kedua, akhirnya bisa. Sebenarnya itu intinya, karena saya sudah lihat ini tempat yang paling tepat nih buat saya dan buat orang-orang yang ingin mengabdikan dirinya untuk pemberantasan korupsi.

Di masa kepemimpinan Abang, kasus mana nih yang dinilai paling berat dan pelik sekali untuk ditangani KPK?

Sebenarnya nggak ada yang berat, nggak ada yang pelik, nggak ada yang ringan. Semua kasus itu kita anggap sama saja ya. Walaupun memang kalau dalam KPK itu ada istilah grand corruption, yang harus ditangani KPK. Jadi di roadmap kita itu dulu waktu di zaman saya, bahwa yang ditangani KPK itu adalah yang disebut grand corruption.

Apa itu grand coruption yang dimaksud? Itu ada dua indikatornya. Jadi bukan saja korup, itu kan kalau terjemahannya grand corruption itu korupsi besar. Apa indikatornya sehingga kasus korupsi itu dianggap besar? Itu ada dua.

Pertama, nilai yang dikorupsi atau nilai kerugian negaranya dan pelakunya. Jadi mungkin bisa saja ada peristiwa korupsi atau ada tindak pidana korupsi yang mungkin kerugian negaranya kecil atau yang suapnya diterima orang itu kecil, tapi karena orang itu penegak hukum, maka itu akan ditangani KPK. Karena itu juga masuk kategori.

Jadi misalnya begini, saya kasih contoh. Seorang hakim ditangkap atau seorang jaksa ditangkap karena dia cuma menerima suap, misalnya tiga ratus juta. Bahkan ada hakim pernah ditangkap seratus juta, orang bilang, itu kan bukan grand corruption. Seratus juta itu kecil.

Tapi Anda lihat, siapa yang melakukan itu? Hakim. Bayangkan, orang ini, dia bisa menentukan tentang keadilan. Jadi kalau dia menyalahgunakan jabatannya untuk menentukan keadilan, ini berbahaya sekali. Maka itu harus ditangani KPK. Sebenarnya itu.

Coba Anda bayangkan, seorang hakim, itu yang bisa menentukan sebuah peristiwa adil apa nggak di tangannya, di palunya kan dia akan menentukan kebenaran seseorang?

Kalau hakim ini menyalahgunakan kekuasannya dengan terima suap, kan bisa saja orang yang seharusnya benar dia salahkan, orang yang salah bisa dibenarkan. Orang ini berbahaya banget kan? Ini kalau ada penjahat nih, penjahat paling sadis. Maka itu harus ditangani KPK.

Poin-poin itu yang menjadi perhatian KPK di masa Abang?

Jadi kita menganggap itu yang harus memang menjadi fokus perhatian KPK. Jadi menurut saya begini, KPK itu harus lebih fokus karena kan dia nggak mungkin memberantas korupsi semua, kan dia terbatas. Pegawainya berapa sih, dia nggak ada di semua provinsi. Makanya itu dia punya roadmap itu harus jelas kasus-kasus apa saja yang dia harus tangani, yang dia harus fokus ya.

Makanya dulu waktu zaman saya, roadmap kita itu fokus terhadap kejahatan korupsi yang sifatnya grand corruption. Itu fokus kita dulu. Karena kalau misalnya begini, semua kita mau tangani yang kecil-kecil, nanti yang besar lewat. Padahal kalau yang kecil itu bisa ditangani oleh kepolisian, kejaksaan, karena kan mereka ada sampai di level kabupaten. Kalau KPK kan nggak ada di sana. Jadi kita susah menjangkau ya.